Menyusuri Sejarah dan Budaya Gresik ; Kampoeng Kemasan

07.58

Kota Gresik merupakan kota kecil. Tapi Gresik adalah kota tua yang menyimpan segudang peninggalan bersejarah dan budaya yang tersebar di beberapa wilayah. Sangat disayangkan jika berbagai hal menarik yang bisa diungkap tersebut hanya menjadi rahasia yang tak diketahui banyak orang.

Atas nama @infoGRESIK, hari ini saya bersama @avenzoar_, @hasanjun, dan @ryoretro dapet kesempatan untuk mengikuti workshop Duta Wisata sejarah dan budaya Gresik yang diadakan oleh MATASEGER (Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik).

Kampoeng Kemasan adalah salah satu kampoeng di gresik dengan bangunan-bangunan tua yang mempunyai sejuta nilai sejarah dan budaya. Kata kemasan sendiri berasal dari kata tukang emas.  Dimana dulunya ada seorang keturunan cina yang bernama Bak Liong yang mempunyai keterampilan membuat kerajinan dari emas. Akhirnya dia terkenal dan banyak orang yang berdatangan untuk membuat atau memperbaiki perhiasan. Sejak saat itu kawasan ini dinamakan kampoeng kemasan.

rumah yang dulu ditempati oleh Bak Liong

hemm... coba perhatikan atap rumah tersebut. Ada yang berbeda dibandingkan rumah-rumah pada umumnya.
Yap! Disana tumbuh tumbuhan. Unik kan??? :)

Arsitektur rumah-rumah disana berornamen campuran jawa-cina-belanda. Sisi cina dan belanda nya nampak pada desain pintu dan jendela. Ukuran keduanya ini pun hampir sama besarnya. Sedangkan sisi jawanya terletak pada kiwan (kamar mandi). Dinamakan kiwan karena letaknya di belakang rumah, sbelah kiri (kiwo ; jawa).

Sebenarnya di daerah ini ada sekitar 23 bangunan rumah. Namun, hanya 16 saja yang bisa disebut sebagai cagar budaya. Karena 7 lainnya  diantaranya ada yang sudah beralih fungsi. Beberapa lainnya ada yang roboh, kemudian diganti atau diperbaiki.

Saat berkunjung ke kawasan ini, jika kita perhatikan, banyak rumah yang diatas pintunya bertuliskan nama pemilik rumah (anak oemar bin ahmad). Karena dulu H. Oemar bin Ahmad ini pada taun 1855 mendirikan rumah dan kemudian tinggal disana sampai akhirnya dia mempunyai 7 orang anak. Ketujuh anaknya ini yang kemudian meneruskan usaha kulit dan penangkaran walet ayahnya.

Uniknya lagi, di bangunan-bangunan rumah yang rata-rata berusia 100 tahun itu banyak yang diberi jendela atau pintu kamuflase. Iyyaa... cuma hiasan. palsu! Namun menyerupai bentuk aslinya! Dan kamuflase itu berada di tingkat 2 (kebanyakan rumah disana punya 2 lantai). Dimana lantai atas digunakan untuk penangkaran wallet.


peserta workshop diajak berkeliling di sekitar kampoeng kemasan

Oiyaa.. kita juga diperkenalkan dengan Damar Kurung, salah satu aset budaya gresik. Nah, kalau ingin tau Damar kurung itu apa, sedikit tentang budaya gresik ini bisa baca disini yaa ^^

  contoh damar kurung

Selesai workshop, sebelum pulang kita foto bareng di depan rumah pak nud.

You Might Also Like

1 comments

  1. ini yang jarang dilakukan anak muda sekarang, mari kuatkan buday kita !!!

    BalasHapus